Belakangan ini saya menemukan review tentang Storytel, aplikasi audiobook yang akhirnya sudah menemani saya sepekan terakhir. Kemudian membuat saya tertidur lelap. Ya, jujur saja dalam sebulan terakhir saya kesulitan tidur. Alih-alih membaca buku atau mengerjakan pekerjaan, saya justru hanya bengong. Mungkin karena terlalu rindu dengan mama.
Iya, akhirnya saya ikut tren mendengarkan buku yang semakin populer tahun ini. Tak heran sih, soalnya melalui audiobook Indonesia, pencinta buku jadi bisa mengetahui isi buku dengan lebih fleksibel. Bisa sambil masak, nyuci, beres-beres rumah, pulang pergi kerja. By the way, kamu sudah mencoba aplikasi audiobook Storytel ini belum? Kalau belum, yuk simak ceritaku tentang Storytel sampai selesai di sini ya!
Sekilas Tentang Storytel
Storytel merupakan salah satu layanan streaming audiobook sekaligus e-book berlangganan terbesar di dunia. Soalnya kamu bisa mendengarkan dan baca buku online lebih dari 500.000 judul buku dalam skala global. Storytel berkantor pusat di Stockholm, Swedia, namun sudah beroperasi di 20 negara di dunia. Indonesia kini termasuk ke dalamnya.
Untuk membedakan buku yang bisa didengar melalui audio dengan yang bisa dibaca adalah, ada simbol kacamata untuk yang bisa kamu baca. Sementara untuk versi audio, ada gambar atau simbol earphone gitu di tampilan cover bukunya.
Di aplikasi Storytel ini ada banyak buku best seller yang mungkin salah satunya adalah favorit kamu. Mulai dari Harry Potter Audiobook, Game of Thrones, Sapiens, hingga Hunger Games. Itu untuk yang skala global. Kemudian Mariposa, Dilan, Divortiare, Selamat Tinggal, dan Negeri Lima Menara untuk audiobook Indonesia.
Cara Mendaftar di Aplikasi Audiobook Storytel
- Ketuk jelajahi aplikasi
- Pilih bahasa buku. Ada Inggris dan Indonesia. Saya sih pilih keduanya
- Memilih 3 atau lebih kategori bacaan favorit
- Buat akun aka daftar. Bisa menggunakan email, akun Google, atau Facebook. Saya lebih suka pakai email.
- Ketuk mulai berlangganan Audiobook Indonesia dengan harga promo 39 ribu perbulan. Kamu akan dapat akses gratis selama 7 hari. Metode pembayarannya banyak lho ladies.
- Selesai, kamu bisa mulai mendengarkan buku best seller yang disukai banyak orang di Indonesia, kayak Negeri Lima Menara.
Fitur yang Ada di Platform Storytel
Tak kenal maka tak sayang, biar makin kenal, yuk explore fitur-fitur yang ada di aplikasi Storytel berikut:
Filter Judul Buku Melalui Search dan Kategori
Kalau untuk rekomendasi buku yang termasuk buku best seller, kayak Harry Potter Audiobook. Terus Game of Thrones, Hunger Games, Divortiare, Dilan, dan kawan-kawannya udah ada di halaman depan beranda. Tapi kalau mau audiobook dan baca buku online lainnya, kamu juga bisa pakai fitur search atau cari biar gampang.
Fitur Rak Buku atau Menyimpan Buku
Untuk mendengarkan buku yang kamu inginkan, seperti novel fiksi Dilan atau Sapiens, kamu bisa langsung play audionya dengan tekan dengar. Lalu, klik tombol simpan di sebelahnya jika kamu menyimpannya untuk didengarkan kembali. Fitur menyimpan buku ini nantinya masuk ke rak buku. Rak buku kayak playlist buku yang akan dibaca atau didengarkan.
Di fitur rak buku, kamu bisa melakukan sortir buku. Dari yang baru dibaca, judul a-z, penulis a-z, tanggal rilis, sampai tanggal diubah. Bisa juga difilter berdasarkan daftar buku, termasuk pengaturan untuk menampilkan buku anak.
Fitur Listening Goal
Fitur Kids Mode
Fitur Lainnya
Jadi, saat kamu memilih salah satu judul buku untuk didengarkan atau dibaca. Misalnya Selamat Tinggal dari Tere Liye. Ada beberapa fitur lain yang unik. Mulai dari download offline. Iya bener, selain streaming audiobook, kamu juga bisa dengerin ceritanya tanpa koneksi internet.
Kemudian setting waktu kapan naratornya selesai cerita. Ini aman kalau ketiduran bisa mati otomatis. Gitu ceritanya. Contoh, lagi dengerin Mariposa tapi enggak mau ada yang terlewat karena ketiduran. Nah, bisa diset sesuai keinginan.
Eh ya, bisa juga mempercepat naratornya berbicara. Tapi aku lebih suka normal sih di 1x aja. Pengen nikmatin ceritanya. Apalagi untuk buku Harry Potter audiobook.
Ada juga fitur bookmark untuk menandai kamu udah dengerin sampai mana. Persis kayak baca buku beneran ya, kan? Ada juga fitur share ke teman. Kamu juga bisa melihat detail dan sinopsis buku di halaman depan, termasuk nama naratornya.
Pengalaman Mendengarkan Filosofi Kopi Melalui Audiobook Indonesia di Storytel
Kisah Ben dan Jody dalam Filosofi Kopi sudah pernah saya ketahui melalui filmnya. Namun, untuk versi buku, ini adalah kali pertama saya mendengarkannya. Filosofi Kopi merupakan kumpulan cerita atau antologi cerita dan prosa 1 dekade karya Dewi Dee Lestari.
Saya suka dengan Chicco Jerikho sebagai naratornya. Beneran serasa Jody lagi nyeritain Ben di dunia nyata. Filosofi Kopi ini berisi perjuangan Ben sebagai pencinta kopi yang keliling dunia untuk mendapatkan racikan kopi yang pas untuk berbagai jenis menu di kedai kopinya.
Ben termasuk orang yang perfeksionis demi pelanggannya. Sampai letak kursi dan jenis kopi yang diminum aja dicoba satu-satu, ladies. Selain itu, Ben juga berinisiatif memberikan notes berisi nama kopi yang diminum disertai kutipan gitu.
Dari sanalah Ben mengganti nama kedai kopinya dengan Filosofi Kopi. Suatu hari, dia mendapatkan tantangan dari seorang pria perlente yang sukses di usia muda menantang Ben membuat kopi yang bisa membuat penikmatnya menahan napas. Kemudian berkata sempurna. Nah, petualangan Ben dan Jodi pun dimulai dari sini. Kamu bisa mendengarkannya langsung di Storytel ya ladies.
Kesan Setelah Mendengarkan Buku Melalui Aplikasi Audiobook Storytel
Saya seneng banget bisa berkenalan dengan aplikasi audiobook Storytel ini. Kenapa? Soalnya jadi bisa tahu isi buku, mulai dari novel fiksi, personal development, sampai dongeng aja ada semua. Udah gitu ya, naratornya profesional semua.
Di sisi lain, audiobook juga bisa jadi solusi untuk kita-kita yang tidak sempat baca buku online maupun buku berbentuk fisik. Iya, kan bisa didengerinnya sambil melakukan aktivitas lain.
Selain itu membuat saya yang kurang suka fiksi tapi butuh mendengarkan buku pengembangan diri jadi kebantu banget. Apalagi saya jadi enggak perlu lihat layar.